Page 27 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 27
wayangnya. Anak gadis yang disapanya tidak segera
menjawab. Ia kembali menyisir rambutnya dan
merapikan bedak di pipinya. Kemudian, bergaya di
depan cermin.
Ia melenggok-lenggok sendirian seakan sedang
menunggu datangnya seorang pangeran dari istana.
“Aku cantik juga ya,” batinnya.
“Nak, bagaimana ini? Cepatlah bantu ibu. Paling
tidak tolong ambilkan air di sungai,” ulangnya.
“Ibu ini, bagaimana aku akan ke sungai? Lihat
penampilanku sudah cantik seperti ini. Apa kata orang
nanti? Bagaimana kalau ada pemuda tampan yang
melihat?”
Si ibu kemudian menggelengkan kepalanya.
Sepertinya ia tidak bisa meminta bantuan anaknya
lagi. Kemudian, diambilnya ember. Ia berangkat sendiri
menuju sungai untuk mengambil air.
Ia berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan-jalan
setapak. Kakinya masih sakit karena baru kemarin sore
ia melewati jalan itu.
17