Page 34 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 34
“Apa Ibu iri karena tidak muda lagi. Kalau Ibu masih
muda, ibu juga akan menerima tawaran itu.”
“Upik.”
“Ibu egois.”
Si ibu terdiam. Upik berlari ke kamar dan mengunci
pintu dari dalam. Ia menangis sesungukan. Si ibu
mengetuk pintu dari luar, tetapi ia tidak membukakan-
nya. Hatinya masih sedih.
“Apakah sebaiknya aku mengizinkan isi Upik ikut
si Buyung yang akan mempekerjakannya di istana,”
Namun, pikiran itu tidak diucapkannya kepada si Upik.
Tidak. Ia tidak ingin berpisah dengan anak
kesayangannya itu. Ia tidak akan membiarkan anaknya
pergi bersama Buyung dan bekerja sebagai pelayan di
istana raja, walaupun ia tahu dengan bekerja sebagai
pelayan istana, tentu kehidupan mereka akan lebih
baik. Akan tetapi, setelah kehilangan suaminya, tidak
ada yang ia miliki, selain anak gadisnya itu. Namun, sore
harinya hatinya menjadi agak tenang setelah mendengar
kabar kalau Buyung dicari-cari oleh pengawal kerajaan.
24