Page 42 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 42
“Mana Angku Darajat, bukankah dia yang tahu?”
“Angku Darajat belum datang Angku Datuk, saya
dengar dia sedang membuat sumur baru di belakang
rumahnya yang tanahnya lebih rendah. Mungkin masih
keletihan. Mungkin sebentar lagi juga datang.”
Memang, kampung itu memiliki stok persedian
makanan untuk kampung mereka. Setiap kali musim
panen, masyarakat selalu menyisihkan sebanyak
setengah karung, sesuai kesepakatan bersama, untuk
persediaan kampung. Mereka membangun lumbung
padi di samping balai adat. Di sana disimpan padi yang
disetorkan penduduk yang sudah panen. Gunanya
sangat banyak, salah satunya untuk tujuan sosial dan
keagamaan. Untuk sosial, yaitu untuk membantu warga
yang sedang kesusahan dan untuk keagamaan. Kalau
ada acara-acara pengajian, mereka menggunakan
persediaan tersebut.
Tidak lama kemudian Angku Darajat datang.
Wajahnya masih keletihan. Melihat Angku Darajat
datang, warga lain pun memberi jalan untuk dia masuk.
Dia salah satu orang yang penting di kampung itu. Dialah
32