Page 43 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 43

yang  mengurus  semua  kekayaan  kampung  itu.  Angku
            Darajat orangnya bersih, taat beragama. Ia kemudian

            masuk dan duduk di dekat Angku Tumanggung.

                Ia  paham  apa  yang  akan  dilakukannya  setelah

            melihat  raut  wajah  orang-orang  yang  ada  di  balai
            adat  itu  kebingungan.  Tentu  mereka  menginginkan

            penjelasan  darinya,  mengapa  persediaan  lumbung

            kampung  begitu  cepat  habisnya.  Ia  kemudian  angkat

            bicara dan memaparkan kondisi lumbung kampung itu
            apa adanya.

                “Panen penduduk kita yang dulu berkurang, otomatis

            lumbung  kampung  juga  berkurang.  Selain  itu  padi  itu

            juga  digunakan  untuk  membantu  saudara-saudara  di
            kampung lain yang mendapat musibah.”

                Hadirin  jadi  paham  dengan  penjelasan  Angku

            Darajat.  Kini  mereka  sibuk  berpikir  keras  usaha  apa

            yang  akan  mereka  lakukan  untuk  mengatasi  musim
            paceklik itu.

                “Intinya  sekarang  kita  tidak  bisa  bercocok  tanam

            karena apa pun yang akan kita tanam tidak akan tumbuh.

            Begitu pun kolam-kolam yang berisi ikan, airnya sudah





                                           33
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48