Page 58 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 58
Di tengah terik yang kian panas, kedua orang itu
terus berjalan. Langkah mereka mulai terseok. Sampai
sebuah pedati datang dari belakang. Si pengendara
pedati yang sudah terlihat tua menawarkan si ibu untuk
naik, tetapi ia tidak mau karena tentu tidak cukup
tempat untuk mereka berdua di belakang pedati itu.
Lagipula kasihan kerbau yang menarik pedati sudah
terengah-engah kepanasan.
“Tidak, Mak (mamak). Kasihan kerbau Mamak
nanti.”
Ibu Rusma tidak mau karena memang tidak cukup
tempat untuk mereka berdua. Selain itu, ia tidak kenal
betul dengan pengendara pedati itu. Apa kata orang
nanti kalau ia menumpang.
Karena si ibu tidak mau naik, pengendara pedati itu
kemudian menawarkan si Upik untuk naik. “Hai Upik,
ayo ikut sama Mamak,” ujarnya kepada si Upik.
Sang ibu yang mendengar itu terbelalak, ia segera
mengingatkan anak gadisnya supaya tidak mau
menumpang. Namun, si Upik dengan senyum manis
48