Page 68 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 68
minta bantu membawakan ayam itu lagi atau malah ia
akan disuruh menjujung padi di kepalanya.
“Cantik-cantik begini disuruh menjujung padi.
Rusaklah bajuku nanti,” katanya.
“Upik …. Upik ….”
Namun, si Upik tidak menghiraukan panggilan
ibunya itu. Ia terus saja berjalan pelan. Karena takut
ditinggalkan anaknya, akhirnya Ibu Rusma mulai juga
berjalan mengikuti anaknya dari belakang.
Ia sudah mulai keletihan dan kakinya terasa sakit.
Namun, dipaksakannya juga membawa beban yang
berat itu di tengah terik yang panas dan jalanan yang
berdebu.
Di tengah terik yang masih panas, kedua anak
beranak itu berjalan tidak seiring. Kadang ibunya di
depan, terkadang si Upik yang di depan. Si Upik tidak
mau berjalan beriringan karena ia merasa malu. Apalagi
setelah kejadian ayam yang berontak di tangannya tadi.
Di tengah perjalanan, mereka pun berpapasan
dengan beberapa orang penduduk.
58