Page 71 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 71
Orang-orang yang bertanya tadi jadi heran dan
terkejut karena ketika mereka bertanya kepada si ibu
itu dia menjawab si Upik adalah anaknya.
Orang-orang itu kemudian berlalu dengan perasaan
heran, jengkel, dan kasihan melihat si ibu tua membawa
beban yang berat di tengah terik matahari yang panas
dan membakar itu.
Ibunya yang tengah berada berjalan tidak berapa
jauh di depannya mendengar ucapannya itu. Ia sangat
terkejut, tidak menyangka anaknya akan bersikap
seperti itu. Hatinya sangat sedih.
Ia tidak mempermasalahkan kalau harus membawa
beban berat sendiri. Akan tetapi, kalau di depan orang-
orang ia mengatakan dirinya pembantu, bukan ibu
kandungnya. Itu sangat menyakitkannya. Air matanya
keluar tanpa ia sadari. Ia menangis sambil berjalan.
“Tuhan, mengapa anakku menjadi anak durhaka
seperti ini? Mengapa ia berani tidak mengakui aku
sebagai ibunya di depan orang-orang? Apa salahku
dalam mendidiknya, ya Tuhan? “
61