Page 79 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 79
“Naiklah, Anakku. Ulurkan tanganmu.”
Namun, suara anaknya sudah tidak terdengar sama
sekali. Ia betul-betul sudah hilang di telan kolam itu.
“Tidak …. Anakku …. Keluarlah, Anakku.” Ia pun
jatuh pingsan.
Mungkin anaknya ditelan kolam itu karena sumpah
ibunya tadi yang sakit hati. Ia masih mendengar
teriakan si Upik sayup-sayup dari dasar kolam itu. Ia
masih mendengar ratapan anaknya dari dasar kolam
itu. Kemudian, tiba-tiba keluar gelembung air seperti
yang mendidih dari dalam telaga itu.
Menurut cerita orang-orang tua dulu, yang mendidih
itu adalah air mata si upik bersama ayamnya. Makanya,
kalau ada yang memangggil seperti panggilan untuk
ayam, “Kurrr” airnya akan semakin mendidih.
“Kurr….”
“Krukkkkkk…”
Airnya akan mendidih.
Sampai saat ini, telaga itu masih dijumpai di Nagari
Limo Kaum Batu Sangkar.
69