Page 11 - Cerita Sumur Keramat Jati Herang
P. 11

oleh orang tuanya untuk berangkat mengaji ke sebuah
            langgar di Kampung Tampeuyan.

                ”Nyai...,  kopinya  sudah  belum?  Sore-sore  begini

            paling  enak minum   secangkir  kopi ditemani dengan

            singkong rebus,” ujar Syekh Mahdum. Syekh Mahdum
            baru  saja  selesai  mengerjakan  ibadah  salat  Ashar  di

            sebuah musala kecil di kampungnya.

                “Iya sebentar, Bah, airnya masih belum mendidih.

            Kayu bakarnya basah semua bekas kena hujan kemarin.
            Jadi, agak susah  apinya  menyala,”  jawab  istri  Syekh

            Mahdum.

                Beberapa  hari  ini  Kampung  Tampeuyan  memang

            sering diguyur hujan. Sawah dan kebun semuanya basah
            dan  tanaman terlihat  hijau  dan  subur.  Para  petani

            menyambut gembira semua itu. Ini merupakan berkah

            dan  rahmat  yang  diturunkan  Tuhan.  Memang  pada

            umumnya,  masyarakat  Kampung  Tampeuyan  bekerja
            sebagai  petani.  Sehari-hari  mereka  menghabiskan

            waktunya  bekerja  di  sawah  dan  di  ladang  untuk

            memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.






             2
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16