Page 17 - Cerita Sumur Keramat Jati Herang
P. 17

tetapi, Maryani hanya diam. Wajahnya terlihat masam.
            Dia  mengenakan  kembali  pakaiannya  yang  tadinya

            dibuka. Maryani tidak jadi dimandikan dengan air Sumur

            Jati Herang.

                Suara  jangkrik  dan  serangga  hutan  lainnya  tak
            terdengar lagi. Tidak seperti ketika mereka baru sampai

            tadi, kini semuanya diam, sunyi, sepi. Suasana di hutan

            itu makin mencekam. Langit yang tadinya terlihat indah

            dihiasi  bintang-gemintang,  berubah  menjadi  gelap
            gulita.  Untung,  Syekh  Mahdum  sudah  menyiapkan

            obor  daun  kelapa  dari  rumah.  Korek  api  dirogoh  dari

            kantongnya  dan  langsung  dinyalakannya  obor  itu.

            Mereka memutuskan untuk pulang karena tidak mungkin
            ritual memandikan Maryani dilanjutkan. Dengan cahaya

            obor daun kelapa barulah  jalan  pulang terlihat agak

            terang.  Obor  daun  kelapa  kering  hasil  buatan  Nyai

            benar-benar membantu perjalanan mereka malam ini.
            Sesekali terdengar suara burung hantu dari kejauhan.

            Suaranya  membuat    Maryani  makin  ketakutan.  Dia

            makin  mempercepat  langkahnya  dan  mengapit  lengan

            ibunya erat-erat.



             8
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22