Page 37 - Cerita Sumur Keramat Jati Herang
P. 37
mereka. Syekh Mahdum memaklumi, wajar saja jika
Jaelani ingin memiliki mustaka pemberian Sultan itu
karena semua orang pasti bangga jika mendapat hadiah
dari seorang Sultan. Dengan hati yang tulus dan ikhlas
Syekh Mahdum memaafkan kekhilafan dan kekeliruan
yang dilakukan oleh Jaelani.
“Ayo, bangun! Kita salat Subuh berjamaah,” kedua
tukang dari Kampung Nembol dan Kampung Gulacir
dibangunkan. Mereka tidur sangat pulas karena terlalu
lelah seharian berjalan kaki. Sampai-sampai mereka
tidak tahu apa-apa tentang kejadian tadi malam.
Memang, Syekh Mahdum sengaja merahasiakan dan
menyimpan rapat-rapat peristiwa yang terjadi agar
Jaelani tukang dari Kampung Parakan tidak mendapat
malu. Syekh Mahdum jadi teringat, pantas saja ketika
semua orang berkumpul dan memberi selamat atas
kemenangannya dalam sayembara, Jaelani tidak ada di
tempat.
Dari kemenangan Syekh Mahdum dalam sayembara
itulah, Jaelani mulai tidak senang kepada Syekh. Dia
iri dan sakit hati melihat kesaktian yang dimiliki oleh
28