Page 56 - Cerita Sumur Keramat Jati Herang
P. 56

dari  wajahnya  walaupun  telah  berusaha  untuk  tegar
            dan  menutupi rasa  sedihnya.  Lurah  Sakti  pada  akhir

            sambutannya  ia  menyampaikan  bahwa  ia  bersumpah

            tidak akan pernah mengizinkan siapa pun di Kampung

            Tampeuyan  untuk  membunyikan  alat  musik,  seperti
            gong.  Jika  ada  yang  melanggar  sumpah  itu, orang

            tersebut  akan  celaka.  Itulah  sumpah  yang  diucapkan

            Lurah Sakti di hadapan para warganya. Semua kembali

            pulang  ke rumah  masing-masing  dengan  membawa
            duka yang teramat dalam karena ditinggal Kosim, anak

            semata wayang Lurah Sakti, untuk selama-lamanya.

                Sejak kepergian Kosim, orang yang paling kehilangan

            adalah Nyai. Nyai sering mengurung diri di kamar dan
            melamun sendiri. Lurah Sakti jarang meninggalkan Nyai

            sendiri dalam waktu lama. Dia sangat terpukul dengan

            kepergian  Kosim.  Lurah  Sakti  memaklumi  itu  semua,

            tidak akan mudah melupakan kepergian seseorang yang
            kita cintai dari kehidupan kita. Apalagi, darah daging

            kita yang merupakan bagian dari hidup kita.

                    Terkadang Nyai  merasa  seolah-olah  ada  Rohim

            yang memanggil Kosim untuk bermain petak umpet di



                                                                       47
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61