Page 57 - Cerita Sumur Keramat Jati Herang
P. 57

sore hari. Rohim adalah teman terbaik Kosim. Dia juga
            sangat  merasa  kehilangan  dengan  kepergian  Kosim.

            Sesekali  Rohim  dipanggil  untuk  bertandang  ke  rumah

            Kosim  guna  melepaskan  rindu  Nyai  kepada  Kosim.

            Dengan datangnya Rohim, Nyai sudah cukup terhibur.
                Sudah cukup lama Kosim meninggalkan masyarakat

            Kampung Tampeuyan. Pelan-pelan mereka sudah mulai

            mengikhlaskan dan melupakan kepergian Kosim. Seiring

            dengan berjalannya waktu, warga kampung juga mulai
            melupakan sumpah yang diucapkan oleh Lurah Sakti saat

            pemakaman Kosim. Suatu hari ada seorang pedagang

            yang menjajakan es tun-tung ke Kampung Tampeuyan.

            Sambil  membunyikan  alat  musik  menyerupai  gong,
            tetapi  berukuran  kecil,  dia  berusaha  menawarkan

            dagangannya,  terutama  kepada  anak-anak  kecil.  Dia

            berhenti tepat di bawah sebuah pohon yang rindang di

            dekat  Masjid  Kampung  Tampeuyan.    Tiba-tiba  tanpa
            diketahui dari mana asalnya sebuah batu mendarat di

            kepalanya.

                “Aduh!  Aduh!”  pedagang  es  itu  mengerang

            kesakitan.  Dahinya   mengeluarkan  darah  yang  cukup



            48
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62