Page 49 - Sumut-Putri Lopian
P. 49

bergairah. Sawah ladang tampak terbengkalai, hewan
            ternak pun tampak tidak terawat.

                 Ketika melihat hal ini, sang Guru kerajaan
            menghadap Raja Badiri.

                 “Ampunkan  hamba,  Tuanku  Yang  Mulia.  Hamba
            menghadap karena ada hal yang hamba khawatirkan!”

            sembah sang Guru. Raja Badiri yang tampak masygul
            pun menerima kedatangan sang Guru dengan tenang.

            Bukannya beliau tidak menyadari betapa gentingnya
            kondisi  kerajaan,  melainkan  beliau  juga  belum

            menemukan   cara  agar seluruh  kerajaan bisa  keluar
            dari situasi yang menyedihkan itu.

                 “Katakanlah,       wahai       Guru,      apa      yang
            mengkhawatirkanmu? Mungkin itu sama dengan yang

            aku rasakan,” tanya Raja Badiri.
                 “Ampun, Tuanku. Kemarin, setelah melakukan

            bertapa  selama  tujuh  hari,  hamba  bermimpi.  Dalam
            mimpi  hamba  tersebut,  mendiang  ayah  Tuanku

            menghampiri.  Sang  Raja  Tua  menyarankan  untuk
            mengganti nama kerajaan menjadi nama Tuanku agar

            kita dan seluruh rakyat tidak lagi berduka nestapa
            mengenang beliau yang telah tiada.”




                                          41
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54