Page 58 - Sumut-Putri Lopian
P. 58

malang nasib anak-anak Putri Lopian dan Raja Badiri.
            Mereka menangis tanpa henti. Apalagi si bungsu yang

            masih  kecil  itu  menangis  tanpa  henti.  Tangisannya
            sungguh menyayat hati.

                 “Ibu, sungguh tega Ibu meninggalkan kami. Kami
            sangat sayang Ibu... hu...hu... hu...,” tangis si bungsu

            tiada henti.
                 “Sudahlah,  Ananda.  Jangan  lagi  kalian  tangisi

            kepergian  ibu  kalian.  Sudah  suratan  dari  Sang
            Mahakuasa. Mungkin ibunda kalian sudah bahagia di

            dasar laut sana bertemu dengan ayah ibundanya, kakek
            nenek kalian.

                 “Bertemu kakek nenek? Maksudnya apa, Ayah?”
            tanya anaknya.

                 Baginda  Raja  Badiri  pun  menceritakan peristiwa
            beberapa puluh tahun yang lalu yang menimpa Kerajaan

            Lopian dan orang tua ibu mereka.
                 Konon ceritanya, sampai sekarang sering terlihat

            penampakan wajah Putri Lopian di ambang senja.
            Apabila wajah Putri Lopian muncul di ambang senja,

            alamat  laut  akan  tenang.  Para  nelayan  akan  segera
            pergi ke laut menangkap ikan karena hampir dapat

            dipastikan bahwa ikan akan melimpah ruah. Namun, hal

                                          50
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63