Page 15 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 15
“Benar juga. Akan tetapi, apa untungnya buatku?”
pikir Buu-Buu. Ia dapat mencari ikan di laut, sungai, atau
danau kapan saja ia mau. Dia tidak perlu pergi bersama-sama
Karoa. Meski ragu Buu-Buu setuju dengan ajakan Karoa.
Buu-Buu masih mencoba berpikir hal-hal yang baik tentang
sahabatnya. Selama ini Karoa selalu bersikap kasar dan jahat
kepadanya. Walau demikian, Buu-Buu selalu memaafkan. Ia
sudah tahu sifat jahat Karoa. Karoa sering menipu teman-
teman yang lain. Mudah-mudahan jika bersama Karoa, ia
bisa mengubah sifat Karoa yang licik.
“Bagaimana, Sahabatku, Apa kau bersedia menemaniku
menangkap ikan?” tanya Karoa.
“Baiklah. Akan tetapi, aku harus minta izin dulu pada
ibuku. Kapan kita pergi?”
“Pasti ibumu akan mengizinkan. Ibumu ‘kan sudah tahu
aku. Kita sudah bersahabat lama. Tengah malam nanti, ya,”
jawab Karoa.
“Mengapa harus tengah malam? Mengapa tidak
sekarang saja kita pergi?”
“Biasanya tengah malam menjelang subuh, air laut akan
surut. Kita akan dengan mudah menangkap ikan di laut.”
“Baiklah kalau begitu, Karoa. Kalau aku sudah dibolehkan
oleh ibuku, aku akan menunggumu tengah malam nanti.”
6