Page 18 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 18
menunggu, Buu-Buu mengambil daun kelapa. Ia akan
membuat tempat menyimpan ikan. Sementara itu, Karoa
hanya bersandar di bawah pohon kelapa bahkan tertidur
dengan nyenyak. Buu-Buu membangunkan Karoa agar
membantunya membuat tempat ikan.
Tidak lama kemudian, angin berhembus pelan. Ombak
tidak lagi tinggi dan keras. Air laut pun mulai surut.
“Karoa, Karoa, bangunlah! Air laut sudah surut. Ayo
kita tangkap ikannya.” Buu-Buu segera membangunkan
sahabatnya yang tertidur. Akan tetapi, Karoa tidak bergerak.
Ia malah memperbaiki posisi tidurnya.
“Hei, Karoa! Ayo, bangun!”
Karoa hanya membuka matanya sedikit sambil berkata,
“Kau turunlah ke laut duluan. Nanti aku menyusul.” Lalu,
ia melanjutkan tidurnya.
Melihat Karoa bermalasan seperti itu, Buu-Buu turun ke
laut sendirian. Dengan mudah ikan-ikan itu Buu-Buu tangkap
Cepat sekali Buu-Buu mengumpulkan ikan. Ia sudah berkali-
kali naik ke tepi laut untuk meletakkan ikan tangkapannya
dalam tempat ikan yang sudah dibuatnya. Sementara itu,
Karoa masih tidur nyenyak.
Buu-buu berkata, “Monyet yang malas. Bagaimana
mungkin ia bisa mendapat banyak ikan, kalau dari tadi hanya
9