Page 19 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 19
tertidur saja.”
Tanpa terasa hari hampir pagi. Cahaya matahari
mulai muncul perlahan dari balik awan. Karoa terbangun
dan melihat tempat ikan sudah penuh terisi. Ia bergegas
mendatangi Buu-Buu. Ikan hasil tangkapan Buu-Buu sangat
banyak. Karoa marah dan malu.
“Buu-Buu, mengapa kau tidak membangunkanku?” tanya
Karoa dengan suara keras.
“Ya ampun, Karoa, tadi aku sudah membangunkanmu,
tetapi kamu malah semakin nyenyak tidur,” jawab Buu-Buu.
Karoa berkata lagi, “Kamu pasti sengaja tidak
membangunkanku karena tidak mau aku dapat ikan banyak.”
Buu-Buu menjawab, “Jangan berpikir seperti itu. Tadi
kau malah menyuruhku turun ke laut lebih dahulu. Kupikir
kau akan menyusulku,” kata Buu-Buu membela diri.
“Ah, sudahlah. Jelas-jelas kau berbuat curang padaku,
Buu-Buu. Lihat, ikanmu banyak sekali, sementara aku tidak
dapat apa-apa.”
“Astaga, Karoa. Janganlah kau berkata begitu. Ya sudah,
kita berbagi saja. Ambillah separuh ikan yang kutangkap ini,”
ucap Buu-Buu sambil tersenyum.
Karoa senang karena Buu-Buu mau mengalah. Akan
tetapi, pikiran jahatnya tiba-tiba muncul. Ia tidak mau
10