Page 25 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 25

makan banyak lebih dari biasanya agar tubuhnya cepat kuat
            dan bulunya segera tumbuh kembali. Sementara itu, di hutan,

            burung Sarere yang lain mencari-cari Buu-Buu dan ibunya.
            Burung-burung itu juga bertanya-tanya pada Karoa dan

            monyet yang lain ke mana perginya mereka. Akan tetapi,
            Karoa tidak memberi jawaban yang sebenarnya.
                 Sementara itu, Karoa yang tidak peduli pada Buu-Buu

            malah sibuk bercerita dengan para monyet bahwa dirinya
            berhasil menangkap ikan. Monyet-monyet percaya pada

            cerita Karoa. di pulau itu, tidak ada satu pun monyet yang
            mau menginjak tepi laut, apalagi harus pergi ke tengah laut

            untuk menangkap ikan. Dengan begitu, para monyet senang
            pada Karoa karena ia adalah monyet yang hebat.

                 Sudah lebih dari satu bulan Buu-Buu tinggal di gua. Bulu
            sayap Buu-Buu sudah tumbuh lagi. Ia sudah terbang seperti

            dulu. Ia dan ibunya pun sudah kembali pulang ke hutan.
            Sejak saat itu, Buu-Buu tidak pernah bertemu lagi dengan

            Karoa. Buu-Buu berpikir untuk membalas perbuatan Karoa.
            Akan tetapi, ia kasihan pada sahabatnya itu.
                 Suatu hari, ia mendengar percakapan beberapa burung

            Sarere.
                 “Karoa si monyet itu jahat sekali ya pada Buu-Buu. Aku

            baru tahu ternyata si Buu-Buu disakiti oleh Karoa.”





                                          16
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30