Page 29 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 29
Buu-Buu sangat rindu pada sahabatnya. Sementara itu,
Karoa mengira Buu-Buu sudah tiada.
Di suatu pagi, Buu-Buu baru saja tiba dari berkeliling di
Pulau Buah bersama burung sarere yang lain. Mereka sengaja
mencari suasana baru di pulau lain. Saat akan kembali ke
rumahnya, Buu-Buu melihat ke arah bawah tepatnya di
tepi Laut Kulisusu. Di sana, banyak burung yang sedang
berkumpul bersama Mimi Buu-Buu dan Paman Sarere. Paman
Sarere adalah pemimpin kelompok burung. Buu-Buu turun
menemui ibunya.
“Ada apa ini, Ibu?” tanya Buu-Buu.
Belum sempat Mimi Buu-Buu menjawab pertanyaan
anaknya, Paman Sarere langsung menjawab, “Kami akan
memberi pelajaran pada Karoa!”
Buu-Buu terkejut. Ia tidak menyangka. Apa yang selama
ini ditakutkan akhirnya terjadi juga.
“Memangnya mengapa, Paman? Apa yang terjadi, Ibu?”
tanya Buu-Buu.
Mimi Buu-Buu mendekati anaknya, lalu memberi
penjelasan.
“Coba kau lihat sarere yang kecil itu,” kata ibunya
sambil menunjuk seekor sarere. Buu-Buu melihat seekor
sarere kecil. Burung itu terlihat lemah dan tampak sakit.
20