Page 33 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 33
memanggil monyet lain untuk ikut. Mereka sama serakahnya
dengan Karoa. Biarlah mereka semua mendapat balasan.”
Lalu, Paman Sarere dan Mimi Buu-Buu naik ke atas rakit.
Buu-Buu tidak dapat mencegah lagi. Ia hanya memandang
sedih dari kejauhan melihat rakit bergerak menuju ke tengah
laut.
Sementara itu, dengan dibantu oleh seekor bangau
besar, burung-burung sarere mengepakkan sayap bersama-
sama menggerakkan rakit. Rakit bergerak meninggalkan
Pulau Kulisusu menuju Pulau Buah.
Karoa bertanya pada Paman Sarere, “Masih jauhkah
letak Pulau Buah itu, Paman burung?” tanya Karoa tak sabar.
Monyet yang lain pun terlihat mulai gelisah.
“Sabarlah, sebentar lagi kita tiba.”
“Ah, Paman, dari tadi engkau hanya berkata sabar,
sudah dekat, sebentar lagi, sedikit lagi, mana buktinya. Dari
tadi, hanya lautan saja yang kami lihat,” ucap Karoa mulai
marah.
Melihat sikap Karoa yang marah-marah, Mimi Buu-Buu
segera menyuruh dua ekor bangau besar untuk bernyanyi.
Mereka bernyanyi supaya Karoa dan para monyet tidak
marah.
24