Page 35 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 35
Buu-Buu tidak tahan lagi melihat apa yang sedang
dilakukan para sarere dan burung bangau. Ia segera
menyusul rakit. Ia ikut hinggap di pinggiran rakit. Ia
bermaksud akan melarang bangau dan burung sarere
melubangi rakit. Namun, ia terlambat. Papan rakit mulai
lubang karena dipatuk bangau dan burung sarere.
Karoa melihat perbuatan sarere dan bangau. Ia pun
berteriak melarang, “Hai, apa yang kalian lakukan? Mengapa
kalian melubangi rakit ini. Nanti rakit ini akan bocor.”
Bangau dan burung sarere tidak menjawab teriakan
Karoa. Mereka terus mematuki rakit hingga akhirnya bocor.
Rakit mulai goyang lalu miring ke kiri dan ke kanan. Semakin
lama semakin besar dan banyak lubang yang dipatuk oleh
sarere dan bangau hingga tenggelam perlahan-lahan. Karoa
dan monyet-monyet lainnya menjerit dan panik karena air
mulai membasahi setengah tubuh mereka. Sementara itu,
saat rakit tenggelam dengan mudahnya burung-burung
sarere dan bangau segera terbang berhamburan ke angkasa
meninggalkan rakit. Separuh monyet tenggelam dan sebagian
lainnya terus berusaha menyelamatkan diri.
Karoa berusaha menyelamatkan diri. Saat itulah ia
melihat Buu-Buu yang sedang terbang di atasnya mengitari
rakit ternyata masih hidup. Bukannya meminta maaf, Karoa
26