Page 45 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 45

“Buu-Buu, Buu-Buu, di mana kau? Tolong aku, Buu-
            Buu!”

                 Perlawanan Karoa tidak berlangsung lama. Buu-Buu
            memang sengaja terbang di atas Pulau Buah untuk mencari

            tahu kabar sahabatnya. Ia mendengar teriakan Karoa. Ia
            segera turun menghampiri Karoa.
                  “Astaga, Karoa, apa yang terjadi?” tanyanya dengan

            suara terbatuk karena asap hitam yang mulai menebal.
                 “Tolong aku, Buu-Buu! Singkirkan semut-semut ini dari

            tubuhku!” Karoa terus mengeluarkan semut-semut yang
            menggigiti telinga, mata, dan hidungnya.

                 Buu-Buu  pun  ikut  mencabuti  semut-semut  yang
            menempel di seluruh tubuh Karoa.

                 “Ayo, Karoa, kita ke tepi laut. Menjauhlah dari tempat
            ini. Asap membuat mataku perih dan susah bernapas. Ayo!”

                  Karoa mengikuti ajakan Buu-Buu. Ia heran dengan sikap
            burung di depannya itu.

                 Ia berkata dalam hati, “Baik atau bodohkah burung
            sarere yang satu ini? Sudah kutipu berkali-kali, ia masih saja
            menolongku. Ah, biarkan saja, itu bukan urusanku. Yang

            penting aku selamat sekarang!”
                 Buu-Buu pun bertanya pada Karoa, “Apa yang terjadi

            di sini. Apa kau lagi yang menyebabkan pulau ini terbakar?”





                                          36
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50