Page 47 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 47

“Bukan urusanmu!” Karoa menjawab dengan kasar.
                 Buu-Buu menjadi sedih mendengar jawaban sahabatnya

            yang kasar. Ia berkata, “Kukira, dengan meninggalkanmu
            dulu  di  pulau  ini,  kau  akan  menyadari  sifat  burukmu.

            Ternyata aku salah!” Padahal, Buu-Buu ingin sekali mengajak
            Karoa pulang kembali ke Pulau Kulisusu.
                 “Ah,  sudahlah,  Buu-Buu!  Tidak  usah  memohon

            begitu padaku. Kau ini bodoh sekali! Mengapa kau selalu
            menolongku? Padahal, kau tahu aku jahat?” ucap Karoa

            acuh.
                 “Aku selalu ada di sampingmu setiap kau membutuhkan

            bantuan. Aku melakukannya karena aku sahabatmu. Sahabat
            harus saling menolong, bukan?” Sesaat rasa haru menyentuh

            Karoa. Akan tetapi, itu tidak lama. Ia malah berjalan
            meninggalkan Buu-Buu.

                 “Mau ke mana lagi, Karoa?” tanya Buu-Buu.
                 “Pulanglah kau ke Pulau Kulisusu. Tempatku di sini. Aku

            akan menunggu hingga pohon-pohon di sini akan kembali
            tumbuh.”
                 “Akan tetapi, Karoa, kamu tidak akan bisa bertahan di

            sini,” kata Buu-Buu.
                 “Pergi! Pergi kataku! Tinggalkan aku, burung kecil!”








                                          38
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52