Page 48 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 48
Buu-Buu berucap sedih, “Ah, Karoa, mengapa kau jadi
begini?”
Sahabatnya itu menghilang di antara kepulan asap tebal.
Buu-Buu mengepakkan sayap meninggalkan Pulau Buah
dengan perasaan sedih. Dari balik pohon yang menghitam
sepasang mata memandang Buu-Buu dengan pilu.
“Maafkan aku, Buu-Buu. Maafkan aku. Kau adalah
burung sarere terbaik yang pernah kukenal.”
***
39