Page 53 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 53

“Pergi, Buu-Buu. Cepat pergi, sarere kecil!” teriak Karoa
            menyuruh Buu-Buu menyelamatkan diri.

                 Setengah tubuh Karoa timbul tenggelam. Buu-Buu pantang
            menyerah. Paruhnya berhasil menggigit lengan Karoa. Ia

            berusaha menarik, tetapi terlepas. Buu-Buu mungil tidak putus
            asa. Ia terus berusaha. Tidak dihiraukan gerakan belalai gurita
            yang tidak beraturan dapat meremukkan tubuhnya. Dengan

            susah payah ia menyelinap, menghindar, lalu menyelinap lagi,
            hingga ia kembali berhasil menggigit lengan sahabatnya. Bulu-

            bulu Buu-Buu dan Karoa basah kuyup.
                 Berkali-kali Buu-Buu menarik Koroa, tetapi belalai gurita

            terlalu erat. Karoa memandangi Buu-Buu. Ia tidak sanggup
            lagi berteriak melarang Buu-Buu menariknya. Usaha teman

            kecilnya itu pasti akan sia-sia.
                 Saat itu, di atas laut tiga sarere kecil, teman-teman Buu-

            Buu sedang terbang. Mereka terbang menuju Pulau Buah
            karena penasaran melihat asap hitam yang beterbangan

            terlihat dari Pulau Kulisusu.
                 Burung-burung itu melihat Buu-Buu.
                 “Teman-teman, bukankah itu Buu-Buu? Ya ampun,

            sedang apa dia di bawah sana?” ucap seekor sarere.
                 “Buu-Buu sedang melawan seekor gurita. Ayo, kita








                                          44
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58