Page 57 - Sultra-Teladan Si Buu-buu
P. 57

“Tidak! Jangan lakukan ini, Karoa!” teriak Buu-Buu
            mencegah Karoa.

                 “Maafkan  semua  salahku,  Buu-Buu.  Kau  selalu
            menolongku, padahal aku selalu berbuat jahat. Kau memang

            sahabat yang baik. Pergilah, selamatkan dirimu!”
                 Tubuh Buu-Buu terhempas. Ia mengepak sayap agar
            tidak jatuh ke laut sambil terus mengikuti Karoa. Perlahan,

            ia menyaksikan tubuh Karoa tenggelam. Ia masih melihat
            pandangan Karoa padanya. Sebelum akhirnya gulungan

            ombak besar memisahkan pandangan mereka.
                 “Karoa, Oh, Karoa!” teriak Buu-Buu pilu.

                 Karoa tenggelam bersama gurita raksasa. Betapa sedih
            Buu-Buu tidak bisa menyelamatkan sahabatnya. Tidak ada

            lagi yang tersisa selain ombak yang menggulung di permukaan
            air. Desir angin mengantar Buu-Buu meninggalkan Pulau

            Buah. Sedih sekali Buu-Buu mengingat sahabatnya. Saat senja
            menggiring ikan-ikan ke tepian, Buu-Buu pun sampai di Pulau

            Kulisusu.
                 Ikan-ikan  di  Laut  Kulisusu  masih  berenang  dan
            berlompatan di permukaan. Buu-Buu tidak tertarik untuk

            menangkap ikan. Sahabatnya Karoa sudah tidak ada. Ia rindu
            pada sahabatnya. Meskipun Karoa selalu berbuat jahat,

            Buu-Buu tidak pernah membencinya. Sebelum tenggelam,
            Karoa sudah meminta maaf padanya. Itu berarti Karoa sudah



                                          48
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62