Page 19 - Terdampar di Renah Majunto
P. 19

Kata-kata wanita tersebut menghentikan protes warga.


                    “Nah, sudah jelas, bukan? Kalau anak keturunan Belanda,
            ia mungkin tidak mengerti perkataan kita. Jelas-jelas ia memahami
            percakapan  kita.  Mari kita  bersiap-siap meninggalkan desa  ini
            menuju Lembah Manjuto. Kamu akan ikut bersama kami, Nak.”

                    Penduduk desa yang tadinya berkerumun di sekitar Riri
            pun  mulai  bubar dan mulai bersiap-siap untuk  mengungsi ke
            Lembah Manjuto.  Wanita  itu mengulurkan tangan kanannya
            kepada Riri.


                    “Ayo, kita  berangkat,”  katanya  sambil  tersenyum.  Riri
            menyambut uluran tangan wanita itu dengan tangan kirinya. Di
            dekat wanita ini, ia merasa sangat tenang. Perasaan tenang yang
            dirasakan Riri kepada wanita ini sama seperti perasaan tenang
            yang dirasakannya ketika ia berada di dekat ibunya.

                    “Ibu,  di mana Ibu  berada?”  batin  Ririn kepada  ibunya
            karena sedih merasa terdampar di tempat yang asing.


                    Mereka berjalan melewati hutan yang terletak di sebelah
            barat desa. Meskipun purnama, mereka tetap membawa obor jika
            sewaktu-waktu langit mendung.

                    “Orang-orang  di desa memanggilku  Makzu.  Siapa
            namamu?” tanya wanita itu.


                    “Saya Riri, Makzu,” kata Riri dengan lirih.








                                         14
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24