Page 21 - Terdampar di Renah Majunto
P. 21

Riri  tidak  mau membayangkan binatang  apa  saja yang

            saat ini yang sedang merayap di  atas rerumputan  di  dalam
            hutan atau di daun-daun tanaman perdu yang diterjangnya. Jika
            memikirkannya, ia akan bergidik sendiri mengingat seperti apa
            rupa binatang-binatang itu.

                    Di kejauhan Riri dapat mendengar suara aliran air yang
            makin lama semakin deras dan terasa dekat. Ia juga dapat melihat
            kerlip sinar obor dari arah sebelah kiri dan kanannya. Tampaknya
            selain  desa yang  disinggahi Riri, desa-desa  lainnya  pun  sama-
            sama diserang oleh Belanda.

                    “Ayo cepat, kita  harus berkumpul  dengan  rombongan-

            rombongan dari desa lainnya di tepi sungai. Kalau tidak, kita akan
            ditinggalkan oleh rombongan-rombongan itu,” teriak seseorang di
            barisan di depan Riri.

                    “Ayo, cepatlah.  Jika kita  terlalu  lama  berkumpul  di sini,
            Belanda  akan  segera  menemukan  kita!”  teriakan  itu  terdengar
            dari arah sungai.


                    Rombongan  pengungsi itu  bergerak  semakin  cepat. Riri
            ditarik oleh Makzu supaya ia berjalan lebih cepat.

                    “Cepatlah,  Nak.  Benar katamu  tadi,  obor-obor  ini akan
            menjadi petunjuk bagi para tentara Belanda itu untuk menemukan
            kita.”

                    Tanpa  banyak  bertanya, mereka pun akhirnya berjalan
            semakin cepat.






                                         16
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26