Page 25 - Terdampar di Renah Majunto
P. 25

Gara-gara dialah perlawanan rakyat Aceh dapat berhasil

            ditumpas  oleh Belanda.  Di antara  para  pejuang  Aceh, ada  juga
            pejuang wanita yang tak kalah hebatnya dengan para pejuang laki-
            lakinya. Entah siapa namanya, aku lupa. Kita belum tahu benar
            nasib mereka. Namun, tiba-tiba Belanda justru ingin menguasai
            daerah Kerinci ini.”

                    Riri hanya bengong mendengar penjelasan Makzu. “Makzu
            tahu dari mana kalau Belanda ingin menguasai daerah ini?”

                    “Mata-mata kami di Muko-Muko melaporkan hal tersebut
            kepada kami, Riri.  Lagi pula  kamu sudah melihat  dengan mata
            kepalamu  sendiri  penyerangan yang dilakukan oleh  tentara

            Belanda  itu di  desa  tempat kami tinggal  bukan?”  kata  Makzu
            dengan getir.

                    Riri seketika teringat laki-laki berbaju hitam yang ia tidak
            sempat melihat wajahnya, tetapi sempat berbicara pada orang
            asing berlogat bahasa Melayu yang aneh. Riri masih belum yakin
            benar akan suatu  hal dan mungkin tidak tepat mengatakannya
            dalam suasana seperti ini.


                    “Aaah,  aku  ingat  nama-nama  pejuang  dari Aceh itu,
            Makzu. Yang laki-laki adalah Teuku Umar dan Teuku Cik Ditiro,
            sedangkan  pejuang  wanita  yang  terkenal  dari Aceh itu  kalau
            tidak salah bernama Cut Nyak Meutia dan Cut Nyak Dien. Mereka
            telah berjuang dengan gagah berani. Belanda sangat takut kepada
            mereka,” kata Riri sambil tersenyum lebar.

                    “Ya,  benar. Kalau  tidak  salah  memang  itu  nama-nama
            pejuang yang ditakuti oleh Belanda.



                                         20
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30