Page 31 - Terdampar di Renah Majunto
P. 31
Otaknya mulai berpikir akan kejadian-kejadian
perlawanan para pejuang di daerah Kerinci yang sudah dibacanya
di buku-buku sejarah di perpustakaan sekolah dan perpustakaan
daerah. Namun, ia mengkhawatirkan kehadiran laki-laki berbaju
hitam yang ditemuinya di hutan kemarin siang. Kalau-kalau
memang benar ia orang yang memata-matai perjuangan rakyat
Kerinci.
Siang itu Makzu memanggil Riri yang terlihat gelisah dan
murung.
“Tenanglah, Riri. Pasukan kita yang dipimpin oleh Depati
Parbo sangatlah kuat. Bantuan pun datang dari mana-mana.
Semua ingin berjuang untuk mengusir Belanda dari sini, Nak.
Selain itu, Depati Parbo itu sendiri adalah seseorang yang kebal
peluru,” katanya.
“Iya, Makzu. Aku tahu itu,” kata Riri.
“Kamu tahu?”Makzu heran.
Riri mengangguk.
“Apa yang kamu ketahui tentang pahlawan dari daerah
Kerinci? Berapa banyak?” tanya Makzu penasaran.
“Selain Depati Parbo, ada seorang panglima perang
yang tak kalah hebatnya dari beliau. Namanya Juwad. Mereka
memanggilnya dengan Panglima Juwad,” jawab Riri. Makzu
mengangguk-anggukkan kepalanya.
26