Page 34 - Terdampar di Renah Majunto
P. 34

Riri  justru ingin bilang  bahwa Juwad dan pahlawan-

            pahlawan muda lainnya gugur karena pengkhiatan  seseorang.
            Namun, ia diam saja karena kelihatannya Makzu sangat marah da
            mulai tidak percaya pada kata-katanya.

                    Makzu  membuka  kotak  sirih  yang  selalu  dibawanya  ke
            mana-mana.  Ia  mengambil  selembar sirih  yang  ditambahinya
            dengan kapur dan gambir. Kemudian sirih itu dilipat-lipatnya dan
            dikunyahnya sirih itu dengan perlahan. Ia terlihat berpikir keras
            sekali.

                    “Kamu  ini seperti ahli  nujum saja,”  kata  Makzu  sambil
            tersenyum sinis.


                    “Nah, katakan kepadaku, Riri, apa lagi yang kamu ketahui?
            Coba beri tahu  aku,  apa  yang  akan  terjadi nanti  malam,”  kata
            Makzu lagi dengan nada mencemooh Riri.

                    Riri mengernyitkan  dahi tidak  suka  ketika  seeorang
            meragukan  kata-katanya.  Ia  memang  tahu  hal  seperti  ini akan
            terjadi, tetapi apa boleh buat.


                    “Tanggal berapa sekarang?” tanya Riri ketus.

                    “Tanggal 15 Zulhijjah,” jawab Makzu.

            Riri tidak  tahu  apa  yang  terjadi pada  tanggal  itu.  Namun,  ia
            berusaha mengingat-ingat  kejadian sejauh yang  berhubungan

            dengan perjuangan rakyat Kerinci yang sudah dipelajari olehnya
            dari guru di sekolah.






                                         29
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39