Page 39 - Terdampar di Renah Majunto
P. 39

Lelaki  itu  berpikir bahwa  sekarang  gadis kecil ini bisa

            menjadi penghalang  utamanya. Ia  tidak  tahu  apa  saja yang
            sudah  diberitahukannya kepada Makzu.  Akan tetapi, ia tidak
            akan mengambil  risiko apa  pun pada saat-saat  penting seperti
            ini. Ia  mengikat  mulut  gadis itu  dengan  selembar kain yang
            dikeluarkannya  dari kantong celananya sehingga gadis kecil itu
            tidak bisa berteriak minta tolong lagi. Ia akan meninggalkan gadis
            ini di hutan.

                 “Paling-paling  kamu akan mati dimakan binatang  hutan.
            Hahaha!” pikirnya dengan keji ketika ia mulai berjalan pergi dan
            meninggalkan Riri sendirian.


                 “Kalau begini keadaannya, aku bisa mati kelaparan, dimakan
            binatang buas, atau mati kedinginan. Ya ampun, mengapa ini harus
            terjadi padaku?” keluh Riri dalam hatinya dengan kesal.

                 Makzu mulai cemas. Riri tadi hanya meminta izin sebentar
            untuk keluar dari benteng pertahanan di pengungsian tersebut.
            Katanya,  ia hanya ingin melihat-lihat  karena penasaran dengan
            tanaman-tanaman di hutan. Menurutnya, Riri sudah pergi terlalu
            lama sehingga ia mulai khawatir. Ia sudah bertanya-tanya kepada
            seluruh penghuni pengungsian itu yang ditemuinya. Namun, tak
            seorang pun mengaku melihat Riri.  Ketika ia bertanya kepada
            penjaga  gerbang,  ia dikejutkan  oleh suara  Riri yang berteriak
            minta tolong disertai  burung-burung  yang terbang  ke  langit.

            Dengan cepat, Makzu mengorganisasikan beberapa orang untuk
            pergi menuju arah suara Riri yang datang dari arah sebelah kiri
            pengungsian.





                                         34
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44