Page 40 - Terdampar di Renah Majunto
P. 40
Mereka berjalan dengan cepat menembus hutan dan
mencoba mencari jejak Riri dengan hati-hati. Pada akhirnya
mereka menemukan jejak Riri, yaitu sandal Riri yang terlepas dari
kakinya dan terpisah jaraknya sekitar 25 meter di dalam hutan
itu. Tidak ada jejak lain. Sekalipun ada, jejak itu sudah terlihat
samar. Siapa pun yang mungkin menculik Riri adalah orang yang
bisa menghilang tanpa ketahuan.
“Gadis pintar,” kata salah seorang lelaki dalam regu pencari
tersebut, yang tak lain adalah Panglima Juwad. Ketika tak seorang
pun paham maksud perkataannya, ia menjelaskan. “Sandalnya
terpisah beberapa jauh. Ini memberi perkiraan kepada kita ke
arah mana ia pergi,” katanya. Ia tidak begitu pandai bicara. Jadi, ia
selalu berbicara seperlunya.
Makzu menggangguk setuju. Dalam hatinya ia merasa bangga
kepada Riri. Mereka berpencar di hutan itu sambil memanggil
nama Riri. Akhirnya mereka mendengar suara yang teredam dan
sangat kecil juga lemah. Dengan cepat mereka menuju sumber
suara itu dan menemukan Riri yang kaki dan tangannya terikat di
sebuah pohon pinus.
“Riri, kamu tidak apa-apa?” kata Makzu sambil memeluk Riri
begitu semua ikatan yang menahan tubuhnya terlepas.
Riri memeluk Makzu dengan erat. Ia memejamkan mata.
“Aku tidak akan menangis, aku tidak akan menangis. Aku
harus kuat.” ucapnya dalam hati.
35