Page 44 - Terdampar di Renah Majunto
P. 44
Panglima Juwad yang berbadan besar pun sudah hadir di
sana. Ia mengenakan baju berwarna putih dengan kuluk berwarna
biru. Ia juga terlihat tegang. Ada seorang wanita yang duduk di
sampingnya. Wanita itu berparas rupawan. Ia mengenakan baju
kurung berwarna merah keemasan. Ia juga memakai selendang
berwarna merah kekuningan untuk menutup kepalanya sehingga
rambutnya tak terlihat, sama seperti Makzu. Di pinggangnya
terselip keris kecil.
Beberapa saat setelah mereka tiba, para pemuda mulai
berdatangan dan mengucapkan salam. Ruangan itu akhirnya
dipenuhi oleh banyak pemuda dengan pakaian berwarna-warni.
Mereka terlihat serius sekali.
Riri melihat sang penculik tiba di dalam ruangan.
Pandangan semua orang tertuju pada laki-laki ini.
“Assalamualaikum, maaf aku datang terlambat, Tuan
Depati,” kata laki-laki itu sambil tersenyum. Ia sama sekali belum
menyadari keberadaan Riri.
“Walaikumsalam, Amir. Engkau tidak terlambat. Mari
masuk dan duduklah di sampingku, Amir,” kata Tuan Depati ramah.
Riri yang duduk agak di belakang Makzu tidak terlihat oleh
laki-laki bernama Amir tersebut. Riri mengamatinya diam-diam.
Ia berbadan pendek seperti perkiraanya, bermata agak sipit, dan
giginya tidak rapi. Kelihatannya ia sering tersenyum.
39