Page 47 - Terdampar di Renah Majunto
P. 47
Lagi-lagi semua pemuda di ruangan itu setuju dengan
Depati Parbo. Depati Parbo memandang kepada seorang pemuda
bertubuh gempal. Di wajahnya terdapat luka berbentuk garis
yang masih kelihatan segar. Ia seorang pemuda yang sepertinya
senang bercanda, tetapi sepertinya Depati Parbo sangat percaya
kepadanya.
“Usman,” kata Depati Parbo memanggil nama pemuda itu.
Pemuda itu mengangguk. “Tuan Depati,” tanggapnya.
“Berangkatlah kamu ke wilayah Kerinci Hulu. Aturlah
pertahanan di Siulak dan Kayu Aro. Juga di daerah Semurup dan
sekitarnya. Berangkatlah segera setelah rapat ini usai,” perintah
Depati Parbo tegas.
“Baik, Tuan Depati,” jawab Usman dengan serius.
Depati Parbo mengarahkan pandangannya kepada
seorang pemuda kurus yang duduk tepat di seberangnya. Pemuda
itu sepertinya hampir setinggi Panglima Juwad dan kelihatannya
merupakan tipe pemuda yang serius, tetapi selalu tenang dalam
segala situasi.
“Rasyid,” kata Depati Parbo.
“Tuan Depati,” katanya. Suaranya terdengar dalam dan
berat.
“Pergilah ke daerah udik. Aturlah pertahanan kita di
daerah Tebat Ijuk dan sekitarnya sampai ke daerah Rawang dan
Kota Baru.
42