Page 50 - Terdampar di Renah Majunto
P. 50
“Pembagian pembuatan pertahanan di wilayah-wilayah
tersebut kuserahkan kepada kalian berlima,” kata Depati Parbo
sambil memandang pemuda-pemuda yang tadi ia sebutkan
namanya. “Rapat ini kututup sampai di sini. Kalian bisa
beristirahat sebentar sebelum kalian pergi lagi menuju daerah
tugas bersama pemimpin kalian masing-masing. Pimpinan yang
baru saja kutunjuk. Semua kupersilahkan keluar, kecuali kalian
berlima, Panglima Juwad, dan Amir. Makzu dan Urai, kalian juga
kupersilahkan untuk beristirahat. Hari esok masih menanti,”
katanya tersenyum menenangkan.
Setelah Riri, Makzu, dan Urai keluar dari ruang rapat
itu, Riri mendengar perdebatan yang memanas antara Depati
Parbo bersama teman-tamannya dan Amir. Tampaknya mereka
menghakimi Amir atas pengkhianatan yang dilakukannya.
Pada akhirnya mereka semua yang ada di dekat bangunan itu
mendengar lengking teriakan kesakitan Amir yang membelah
kegelapan hutan.
Selama beberapa hari selanjutnya, semua orang disibukkan
dengan persiapan perang. Riri tidak lagi memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan Makzu mengenai apa-apa yang akan
terjadi selama perang. Terkadang Riri hanya menjawab tidak tahu
atau ia tidak ingat. Ia justru lebih khawatir mengenai bagaimana
ia akan kembali ke tempat ia seharusnya berada: tempat ia bisa
bertemu kembali dengan ibunya, orang-orang di desanya, dan
teman-temannya.
45