Page 6 - Terdampar di Renah Majunto
P. 6

Terdampar di Renah Manjuto







                    Riri  mengamati  laki-laki  berbaju  hitam yang tengah
            berbicara kepada seorang asing berperawakan tinggi besar yang
            memakai seragam yang di dada kirinya  terdapat warna merah-
            putih-biru.  Rambut  orang  asing  itu  pirang  gelap  dan  matanya
            berwarna biru.  Sementara laki-laki  berbaju  hitam itu  tinggi
            badannya  hanya  sebatas  bahu  si orang  asing.  Ia  mengenakan
            kuluk berwarna coklat dengan garis merah di kepalanya.


                    “Mereka akan berusaha menyerang wilayah Muko-Muko
            besok malam, Tuan,” kata laki-laki berbaju hitam itu. Orang asing
            itu mengangguk bersemangat.

                    “Baiklah, pasukan akan langsung saya siagakan di Muko-
            Muko mulai  malam  nanti,” ungkap orang itu dalam bahasa
            Indonesia yang terdengar aneh karena logatnya tidak seperti logat
            si lelaki berbaju hitam. Riri tidak bisa melihat wajah lelaki berbaju
            hitam itu  karena ia berdiri memunggungi  Riri.  Sesuatu  tentang
            “perang”, “membantu Belanda”, dan “hadiah” disebutkan beberapa
            kali oleh mereka.


                    Riri bersembunyi di bawah pohon randu. Ketika melihat
            benda berwarna putih melayang-layang di dekatnya, ia langsung
            menengadahkan mukanya. Kapuk  tua  dari  pohon randu itu
            beterbangan ditiup angin di  sekitar hutan.  Hidung  Riri  yang
            sensitif pun gatal.

                    “Oh, ya ampun,” kata  Riri  pelan-pelan  sambil berusaha
            menutup hidungnya.




                                          1
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11