Page 13 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 13

yang terpampang. Gunung menjulang tinggi berpayung
            awan. Laksana paku bumi. Ia berdiri tegak menantang
            angin  dan  badai.  Di  bawahnya  terdapat  lembah  yang
            sangat  subur.  Berbagai  macam  tanaman  menyelimuti

            tempat ini. Dari jauh terlihat laksana permadani hijau
            yang menghampar. Tebing-tebing karang membentang
            menjadi pembatas antara lautan dan daratan. Beberapa
            kepiting laut merayap di pasir pantai putih nan bersih.

            Surga tersembunyi ini bernama Lembah Buper.
                 ”Pace, mace kitong su sampe, turun sudah,” kata
            sang ketua rombongan.
                 Mereka pun turun secara bergantian.

                 ”Mari  kitong kasih  turun  kitong  pu barang  dan
            taruh di bawah pohon bintanggur itu,” perintah salah
            satu  perempuan  di antara  mereka.  Setelah  semuanya
            diturunkan, perahu semangpun disandarkan di antara

            batu karang yang agak tersembunyi.
                 ”Kitong akan bermalam di sini. Siapkan api unggun
            sebagai penerangan dan persiapan membakar betatas
            dan  ikan  untuk  makan  malam,”  perintah  sang ketua

            rombongan kepada para lelaki.
                 ”Iyo, sudah,” jawab mereka sambil berlalu.
                 Setelah  mendapat  perintah  dari    sang  ketua
            rombongan,  para  lelaki  terpisah  dalam  beberapa

            kelompok. Ada yang mencari kayu bakar dari ranting-







                                          7
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18