Page 14 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 14

ranting  kering  pohon  bakau,  ada  yang  membersihkan
            tempat untuk persiapan api unggun, dan ada pula yang
            mulai membersihkan ikan.
                 ”Kita akan tidur di mana?” tanya salah seorang di

            antara mereka kepada sang ketua rombongan.
                 ”Kita  akan  mencari  gua  di sekitar  sini.  Cobalah
            mencari gua yang cukup luas dan aman bagi kita untuk
            beristirahat  malam  ini.  Pastikan  tidak ada  ular  dan

            binatang  berbahaya  di  dalamnya.  Lakukan  sekarang
            selagi hari belum terlalu gelap,” perintah Sang Ketua
            Rombongan kepada lelaki tadi.
                 Matahari sudah kembali ke peraduannya. Hari telah

            berganti  menjadi  malam.  Kegelapan  telah  memeluk
            jagad  raya.  Api unggun segera  dinyalakan.  Ranting-
            ranting  kering  pohon  bakau  yang  telah  dikumpulkan
            kini  telah  berubah  menjadi  bara.  Beberapa  lidah  api

            meliuk-liuk tertiup angin yang datang dari laut. Mereka
            merapat  ke  arah  api  unggun  untuk  menghangatkan
            tubuh. Ikan yang telah dibersihkan ditusukkan ke kayu
            dan di bakar di atas bara api. Disusul kemudian betatas

            atau ubi jalar juga ikut dimasukkan ke bara api. Aroma
            ikan  bakar  memenuhi  sekitar  api  unggun.  Tidak  lama
            kemudian kedua masakan tersebut telah masak.
                 Beberapa pelepah daun pisang telah dipersiapkan

            sebagai alas ikan bakar dan betatas yang telah masak.
            Mereka  menikmati  makanan  tersebut  dengan  penuh





                                          8
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19