Page 21 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 21
Dengan ketiga alat itu, sang lelaki perkasa itu mulai
membuat kampung. Ia ambil tanah dengan wadah
ongkoi. Ketika tanah telah terkumpul ditumbuknya
tanah itu dengan sepotong kayu besi yaumau po.
Alat ini berwarna cokelat kehitaman dan sangat
keras. Gagangnya halus dan mengkilap. Ada ukiran
biawak di pangkal tongkat. Dengan panjang 2 meter,
alat ini cukup kuat untuk menghaluskan tanah yang
keras sekali pun. Hanya orang-orang tertentu yang
dapat menggunakannya. Diperlukan mantera khusus
agar tongkat ini memiliki kekuatan sakti.
Perlahan Siriwari Wai mengeluarkan tongkat sakti
ini dari sarungnya. Bersamaan dengan itu suasana
menjadi berubah. Langit semula cerah mendadak
mendung. Dari arah laut angin mengirimkan angin
puting beliung. Gulung-menggulung angin itu berarak
ke arah tongkat sakti.
Lelaki dari Negeri Matahari Terbit (Papua New
Guini) tersebut segera membuka tangannya. Dengan
kekuatan saktinya ia memasukkan kekuatan angin
puting beliung itu ke dalam tongkat sakti. Seperti
dikomando angin puting beliung itu masuk ke dalam
tongkat sakti. Siriwari Wai memegang tongkat itu
dengan kuat. Yaumau po terguncang-guncang dengan
hebat. Pada kisaran terakhir dari angin puting beliung
15