Page 29 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 29

Kampung sudah hampir jadi. Tepi pantai diratakan
            dan siap untuk didirikan rumah. Beberapa tanaman telah
            tumbuh  dengan  subur  bahkan  beberapa  di  antaranya
            telah  berbuah.  Siriwari  Wai  merasa  senang  dengan

            keadaan tersebut. Kini ia telah memiliki tempat tinggal.
            Namun,  ia  merasa  kesepian  karena  belum  memiliki
            pendamping hidup.
                 Pada waktu itu belum ada seorang perempuan pun

            di tempat ini. Bila ada, pasti Siriwari Wai telah memiliki
            pasangan. Siriwari Wai orang yang sakti. Ia mempunyai
            ilmu  untuk  berubah  wujud.  Siang  hari  ia  berwujud
            manusia, sedangkan pada malam hari ia berubah menjadi

            buaya, biawak, atau ular. Meskipun sakti, ia tetap tidak
            berdaya menghadapi masalah ini. Di dalam benaknya ia
            berpikir tentang cara mendapatkan seorang perempuan
            sebagai pendamping hidupnya.

                 ”Bagaimana, ya, caranya agar aku bisa mendapatkan
            pendamping hidupku?” katanya.
                 Selang  beberapa  hari, pekerjaan  Siriwari  Wai
            pun  selesai.  Suatu  sore,  ia  duduk  beristirahat  sambil

            mengamati binatang-binatang seperti biasanya.
                 ”Oh, alangkah  bahagianya  binatang-binatang  itu.
            Mereka hidup berpasang-pasangan dan tidak kesepian
            seperti  aku.  Kapan  aku  akan  menemukan  pasangan

            hidupku?”  tanyanya  pada  diri  sendiri  sambil  terus
            menatap binatang-binatang itu.





                                         23
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34