Page 31 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 31

Beberapa  saat  lamanya  lelaki  perkasa  ini  terpana.
            Setelah tersadar dari rasa kagumnya, sambil tersenyum
            Siriwari Wai bertanya kepada perempuan itu.
                 ”Siapa namamu?”

                 Dengan suara yang lembut perempuan itu menjawab,
            ”Namaku Mapandemen. Saya datang dan hadir di sini
            sesuai dengan doa dan keinginanmu.”
                 ”Apa maksudmu?” tanya Siriwari Wai.

                 Dengan  menunduk  dan  malu-malu  Mapandemen
            menjawab,  ”Aku  telah  lama  mengamati  engkau  dari
            langit.  Engkau  adalah  lelaki  perkasa  yang  penuh
            tanggung  jawab.  Aku  juga  menyaksikan  kesedihanmu

            setiap  kali  berpasang-pasang  binatang  melintas  di
            depanmu. Keinginanmu untuk mendapatkan jodoh juga
            telah membuat kerajaan langit ikut berduka. Oleh karena
            itu, aku diutus turun ke bumi untuk mendampingimu. Aku

            bersedia menjadi pendamping hidupmu agar sempurna
            engkau sebagai seorang laki-laki.”
                 Mendengar  kalimat  itu, Siriwari  Wai  tersenyum.
            Dipandanginya  dengan  saksama  perempuan  itu.

            Sejenak ia ragu dengan dirinya sendiri.  Mapandemen
            yang  telah  mengutarakan  kesediaannya  menjadi
            pendamping hidupnya laksana bidadari. Ia cantik jelita.
            Tutur katanya halus dan lembut. Sorot matanya yang

            tajam  dan  bening  menandakan  ia  memegang  teguh
            kejujuran. Cara duduknya yang anggun dan berwibawa





                                         25
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36