Page 39 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 39

Mereka tiba di pantai yang bernama Dinding Dendang
            Berou.
                 ”Istriku, apakah kamu mendengar suara gemuruh
            dari pantai?” tanya Siriwari Wai kepada istrinya.

                 ”Ya,  aku  mendengarnya.  Suara  itu  sepertinya
            menuju ke arah kita,” jawab Mapandemen.
                 ”Sepertinya  mereka  datang  secara  berombongan.
            Perhatikan suara gemuruh itu. Pasti mereka berjumlah

            banyak,” kata  Siriwari Wai.
                 ”Kalau  begitu,  tong  (kita)  keluar  sudah,”  ajak
            Mapandemen pada suaminya.
                 ”Yo, sudah,” jawabnya.

                 Rombongan  yang  tiba  di  pantai  Dinding  Dendang
            Berou itu pun dijemput oleh Siriwari Wai dan istrinya.
                 Mereka yang datang berjumlah cukup banyak. Tua,
            muda, anak-anak, laki-laki, dan perempuan. Dari wajah

            mereka  terpancar  kegembiraan  sekaligus  kelegaan.
            Setelah berhari-hari mereka berlayar di lautan akhirnya
            mereka dapat melabuhkan perahu mereka di daratan.
            Ketika  menginjakkan  kakinya  di  kampung  yang  telah

            dibangun  oleh  Siriwari  Wai  mereka  merasa  takjub
            dengan kerapian dan keindahan kampung tersebut.
                 Kampung  ini  terletak  di  pinggir  pantai  dengan
            hamparan  batu  kerikil  halus  yang  melingkupi.  Bukit

            menjulang  sebagai  latar  kampung  menambahi  asrinya
            kampung ini. Beningnya air laut yang berwarna kebiru-





                                         33
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44