Page 40 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 40
biruan menambah kesempurnaan tempat ini. Surga
tersembunyi ini masih dilengkapi dengan keramahan
Siriwari Wai dan Mapandemen.
”Selamat datang, saudara-saudaraku. Selamat
datang di kampung kami. Suatu kehormatan bagi kami
karena kalian telah datang di kampung ini. Sebagai tan-
da rasa syukur dan hormat kami maka kami mengundang
Anda semua untuk datang ke tempat kami,” ajak Siriwari
Wai bersahabat.
Rombongan menambatkan perahu pada sebuah
karang di tepi pantai. Tua muda, laki-laki perempuan,
semuanya berjalan menuju ke tempat Siriwari Wai dan
istrinya.
”Pace (pak), Mace (bu), ini ada papeda dan betatas.
Silakan dinikmati.” Mapandemen mempersilakan para
tamunya.
Mapandemen adalah tuan rumah yang baik. Ia
bersikap ramah dan baik kepada para tamunya. Ia
memperlakukan para tamunya dengan ramah dan sopan.
Ia keluarkan makanan terbaik yang ada di rumahnya.
Tempat tinggalnya sederhana, tetapi tertata dengan
rapi dan bersih. Orang-orang yang ada di dalamnya
merasa nyaman dan betah untuk beristirahat.
Di dalam rumah tempat tinggal suami istri itu
tersimpan berbagai macam alat budaya seperti ukiran
34