Page 46 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 46

Karena sudah mendapat nasihat dari Siriwari Wai
            untuk  bersabar,  Alceng tidak  menghiraukan  ejekan-
            ejekan tersebut. Ia tetap rajin mempelajari buku itu.
                 Karena  sudah  tidak  tahan  dengan  ejekan-ejekan

            yang  sudah  mengarah  pada  kekerasan  Alceng  segera
            berdiri dan meninggalkan tempat itu. Namun, sebelum
            berlalu,  ia  berujar  kepada  orang-orang  yang  telah
            mengganggunya.

                 ”Hari ini kam (kamu) su (sudah) bikin sa (saya) ganas.
            Kam (kamu) ejek sa (saya) pu (punya) buku. Padahal,
            kam (kamu) tra tahu di dalam buku ini terdapat ajaran
            tentang  kemuliaan  hidup.  Dengan  membacanya  kam

            akan  tahu  bagaimana  mendapatkan  hidup  abadi  yang
            penuh dengan suka cita, tetapi kam malah mengejek sa.
            Kam (kamu) akan menyesalinya nanti,” katanya.
                 Ketika  melihat  kesungguhan  dan  kebaikan  budi

            Alceng,  Siriwari  dan  istrinya  pun  jatuh  sayang
            kepadanya.
                 ”Alceng, aku lihat kamu rajin sekali membaca buku
            itu  walaupun  orang-orang  mengejekmu.  Kamu  juga

            menunjukkan kesabaran yang luar bisa. Oleh karena itu,
            kami berniat untuk mengangkatmu sebagai anak kami.
            Maukah  engkau  menjadi  anak  angkat  kami?”  tanya
            Mapandemen pada suatu hari.










                                         40
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51