Page 53 - Cerita Terjadinya Kampung Tablanusu
P. 53

sudah  melakukannya,  barulah  aku  akan  balik  melihat
            mukaku  untuk  mengenal  dan  mengangkat  kamu  dari
            kesengsaraanmu.”
                 Setelah     mengucapkan        kalimat    itu    Alceng

            melambaikan  tangannya  dan  mengucapkan  salam
            perpisahan.  Dengan  sedih  dan  tertunduk  ia  turun
            melalui tangga ke dalam tanah dan pintu batu kembali
            tertutup seperti biasanya.

                 Saudara-saudaranya  menangis.  Mereka  menangis
            di sekitar batu itu karena sang adik sudah pergi untuk
            selamanya.  Mereka  juga  menyesal  karena  selama  ini
            telah memperlakukan Alceng secara tidak adil.





































                                         47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58