Page 30 - Cerita Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
P. 30

Tidak terasa sudah tujuh purnama berlalu. Anehnya,

            buah itu tidak membusuk dan tidak berubah bentuk dan
            warnanya. Setiap harinya buah tempurung itu hanya

            tergolek dan sesekali berguling tertiup angin kencang.
                 Pada  suatu  siang  yang  terik,  melintaslah  Dewa

            Semidang yang perawakannya tinggi besar. Ia terlihat tetap
            segar meskipun pakaiannya tampak lusuh dan basah. Dewa

            Semidang berjalan perlahan di sekitar Bukit Siguntang. Ia
            bermaksud beristirahat di bawah pohon jarak yang rindang.

            Perjalanan yang telah ia lalui agaknya cukup melelahkan.
            Sembilan sungai di belahan selatan Suwarnabumi telah ia

            telusuri. Ketika ia hendak duduk, tiba-tiba didengarnya
            suara sayup-sayup sampai.

                 “Oiii...aku di sini...,” seru sebuah suara.
                 Dewa Semidang, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri,

            mencari sumber suara, tetapi tiada seorang pun terlihat
            olehnya. Kembali ia mendengar suara tersebut.

                 “Oiii...aku di sini,” seru suara itu lagi.
                 Dewa Semidang masih mencari-cari di mana gerangan

            asal suara itu. Seruan tersebut terdengar berkali-kali
            hingga akhirnya diikuti dengan seruan minta tolong.







                                           21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35