Page 58 - Cerita Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
P. 58

“Ahaa...!” seru Dewa Atung Bungsu, “Di sinilah kiranya
            tanah yang hendak kujadikan pusat daerah baru.”

                 Akhirnya, Dewa Atung Bungsu beserta rombongannya

            mendirikan pondok, menetap, dan membuka wilayah di
            situ. Sekian lama Dewa Atung Bungsu berupaya membuka
            lahan baru. Ia pun kemudian meluaskan wilayahnya dengan

            bercocok tanam dan mendirikan bangunan panggung.

                 Dengan suka rela, orang-orang yang berada di gua-gua
            bergabung dengan rombongan Dewa Atung Bungsu. Mereka
            adalah jeme Dempu, bangsa Sebakas, Beride, Rebakas, dan

            Rejang. Mereka bergotong-royong. Dewa Atung Bungsu

            dan Putri Kenantan Buih mengajari mereka cara hidup yang
            lebih beradab.
                 Benarlah dugaan Dewa Atung Bungsu, tanah yang

            mereka tempati itu subur, air sungainya jernih dan segar,

            udaranya bersih dan sejuk. Suatu ketika, istri Dewa Atung
            Bungsu, yaitu Putri Kenantan Buih, pergi ke sungai dan
            hendak mencuci beras. Tiba-tiba bakul berasnya dimasuki

            seekor ikan. Ikan itu berbadan bulat, panjang, dan sisiknya

            besar-besar.









                                           49
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63