Page 61 - Cerita Tiga Dewa Pendiri Jagad Basemah
P. 61

Sejak saat itu, sungai yang belum bernama itu disebut

            dengan nama Sungai Besemah. Bahkan, masyarakat yang
            mendiami sekitar lubuk Sungai Besemah di kaki lembah

            Gunung Dempo dikenal oleh para pendatang atau oleh orang
            di daerah lain dengan sebutan orang Besemah atau jeme

            Besemah. Dewa Atung Bungsu tetap menjadi pemimpin
            mereka.

                 Tempat yang mereka tinggali pertama kali disebut
            dengan Padurakse, artinya wilayah yang sudah diperiksa.

            Kemudian, Dewa Atung Bungsu mengajak rombongannya
            untuk pindah ke wilayah baru yang diberi nama Benue

            Keling, untuk mengenang asal istrinya. Di situlah Dewa
            Atung Bungsu membuat susunan pemerintahan Keratuan

            Besemah dengan Putri Kenantan Buih sebagai permaisuri.
                 Dewa Atung Bungsu membuat pusat Besemah di Benue

            Keling dan mendirikan Keratuan Besemah yang mulai
            terdengar di mana-mana. Pada suatu saat, ia didatangi oleh

            dua orang yang menamakan dirinya Ratu Lubuk Umbai dan
            Ratu Rambut Selake. Mereka mengaku sebagai keturunan

            Senambun Tue, nenek moyang jeme Dempu. Mereka berdua









                                         52
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66